Selasa, 12 November 2013

Essay Writing Competition Tax Goes to School 2012 Mojokerto

Inilah sedikit cuplikan essay hasil karanganku bersama Dindi Mega Prasta (the best partner in the world *alay hahaha). Alhamdulillah, kami mendapat juara 2 tingkat Kota/Kab. Mojokerto tahun 2012.. 



Sebagai generasi muda, kita tidak boleh tinggal diam dalam menyikapi masalah pajak di Indonesia. Sejauh mana cara pandang kita terhadap nilai pajak yang sebenarnya merupakan aspek paling penting dari konteks pajak itu sendiri. Dan juga, sejauh mana kesadaran kita akan pajak di masa sekarang dan mendatang. Sesuai dengan slogan pajak yang pernah ada, “Pajak untuk Anak Cucu Kita”. Ini mengingatkan kita akan pentingnya membayar pajak demi kehidupan yang akan datang. Contohnya, membayar pajak penghasilan. Pajak jenis ini dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang merupakan Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi dan bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang PBB sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 12 Tahun 1994. Pajak yang bersifat kebendaan ini diartikan sesuai besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan obyek, yaitu bumi atau tanah dan bangunan. Bisa dibayangkan jika setiap subyek yang menempati suatu obyek tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak, maka bisa jadi obyek tersebut akan diperebutkan banyak pihak.
Banyak sekali keuntungan yang kita dapat secara tidak langsung dari membayar pajak. Kebanyakan berupa barang publik seperti jalan raya, sekolah, jembatan, dan fasilitas umun yang lainnya. Mungkin jika masyarakat Indonesia rajin membayar pajak, maka perkembangan infrastuktur pun akan semakin lancar. Ada baiknya jika kita berpikir positif terhadap pemerintah mengenai pembangunan yang berwawasan lingkungan yang berasal dari sektor pajak. Apalagi Indonesia masih dalam situasi negara berkembang. Sangat rawan sekali untuk terombang-ambing disaat investor asing mulai mundur. Hal ini juga berpengaruh pada pembangunan yang ada di Indonesia.
Berawal dari generasi muda lah, sepuluh hingga lima belas tahun lagi Indonesia akan berupa menjadi apa. Mereka yang mulai akan memegang kendali dan berperan penting terhadap segala aspek kehidupan bernegara. Dimulai dari generasi muda juga, kita harus mulai membiasakan diri untuk peduli akan pajak dan peduli akan nasib bangsa kedepannya agar bangsa Indonesia tidak terus-menerus berada dibawah garis kemiskinan dan tidak memperoleh pendidikan dan kehidupan yang layak.
Sosialisasi mengenai pajak secara merata kepada semua kalangan bisa jadi kunci ampuh untuk mengenalkan pajak kepada generasi muda mulai dari asalnya, bagaimana, dan untuk apa pajak itu ada. Karena terkadang masyarakat awam pun banyak juga yang tidak mengetahui teknis membayar pajak. Bisa dengan sosialisasi secara langsung atau tidak langsung seperti pamflet, baliho, poster, dan lain-lain.
Dalam sejarah perjalanan Republik ini, telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan negara dari Pajak telah menjadi unsur utama dalam menunjang kegiatan perekonomian, menggerakkan roda pemerintahan dan penyediaan fasilitas umum bagi masyarakat. Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang lebih 70% pos penerimaan dalam APBN beberapa tahun belakangan. Ini menunjukkan peranan Pajak dalam mewujudkan stabilitas roda kehidupan negeri ini harus makin ditingkatkan mengingat makin tingginya tuntutan kebutuhan dan makin kompleksnya tantangan zaman.
Akhirnya, generasi muda memegang peranan penting untuk kebangkitan negara ini. Jika dahulu pemuda berjuang dengan mengangkat senjata, sekarang membayar pajak merupakan salah wujud bela negara. Karena dengan membayar pajak berarti telah berperan serta dalam pembangunan bangsa. Generasi muda sebagai future tax payer mempunyai peranan yang sangat besar, karena di pundak merekalah masa depan pembangunan negara ini akan dilanjutkan. Kita diharapkan dapat menjadi agent of information yaitu memberikan informasi perpajakan yang benar kepada masyarakat, agar tidak menjadi free rider (orang yang tidak membayar pajak tapi menikmati hasilnya), maupun agent of change, merubah pola pikir masyarakat dari “bayar pajak untuk apa?” menjadi “ bangga bayar pajak sehinggga,  Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

How to measure biodiversity indices, species evenness, species richness, dominance, and predominance??

To measure biodiversity indices, species evenness, species richness, dominance, and predominance we can using Shannon's diversity inde...